ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


.

KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN

Wilhelm Dilthey

Wilhelm Dilthey dan Heinrich Rickert membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua bagian, yaitu Naturwissenschaften (ilmu pengetahuan alam) dimana dalam proses penelitiannya berupaya untuk menemukan hukum-hukum alam sebagai sumber dari fenomena alam. Sekali hukum ditemukan, maka ia dianggap berlaku secara universal untuk fenomena itu dan gejala-gejala yang berkaitan dengan fenomena itu tanpa kecuali. Dalam Naturwissenschaften ini yang ingin dicari adalah penjelasan (erklären) suatu fenomena dengan menggunakan pendekatan nomotetis.
Hal lain adalah Geisteswissenschaften (ilmu pengetahuan batin)atau oleh Rickert disebut dengan Kulturwissenschaften (ilmu pengetahuan budaya) dimana dalam tipe pengetahuan ini lebih menekankan pada upaya mencari tahu apa yang ada dalam diri manusia baik sebagai mahluk sosial maupun mahuk individu. Terutama yang berkaitan pada faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperilaku dan bertindak menurut pola tertentu. Upaya memperoleh pengetahuan berlangsung melalui empati dan simpati guna memperoleh pemahaman (verstehen) suatu fenomena dengan menggunakan pendekatan ideografis.
Pada perkembangannya banyak ilmu-ilmu geisteswissenschaften dan kulturwissenschaften menggunakan pendekatan yang digunakan oleh naturwissenschaften seperti halnya Auguste Comte yang melihat suatu fenomena perkembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan positivistik. Jika di tilik tentang konsep kebudayaan, maka dapat dilihat dari dua sisi, yaitu, pertama, Konsep kebudayaan yang bersifat materialistis, yang mendefinisikan kebudayaan sebagai sistem yang merupakan hasil adaptasi pada lingkungan alam atau suatu sistem yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan masyarakat. Kajian ini lebih menekankan pada pendangan positivisme atau metodologi ilmu pengetahuan alam. Kedua, Konsep kebudayaan yang bersifat idelaistis, yang memandang semua fenomena eksternal sebagai manifestasi suatu sistem internal, kajian ini lebih dipengaruhi oleh penekatan fenomenologi.
Wilhelm Dilthey (1833-1911) mengajukan klasifikasi dan membagi ilmu pengetahuan ke dalam Natuurwissenschaft dan Geisteswissenchaft dengan menjelaskan bahwa yang satu sebagai science of the world, sedang yang lain adalah science of geist. Yang satu menggunakan metode Erklaeren dan yang lain Verstehen (Martindale, 1960: 62-65).

Satu istilah penting yang dicetuskan oleh Dilthey adalah verstehen atau mudheng, yakni penafsiran sesuatu sampai tingkat kemengertian yang selengkap-lengkapnya. Pemahaman atas suatu masalah tidak hanya dilihat dari realitas luar saja, melainkan sampai dengan realitas dalamnya, artinya ada makna di balik sesuatu yang kasat mata. Juru tafsir harus melalui tahap explanation (penjelasan), explication (penguraian), serta interpretation (penafsiran). Mereka juga harus melalui experience (pengalaman), expression/ ausdruck (ekspresi), lived experience atau objectivication (pengalaman pribadi).

Selanjutnya disebutkan bahwa juru tafsir harus memiliki historical beeing, artinya memiliki pengalaman panjang dalam menafsirkan suatu fenomena. Semakin banyak menafsirkan sesuatu yang berkaitan dengan hidupnya, semakin tajam dan peka daya tafsirnya. Disebutkan pula tentang lingkaran hermeneutika yaitu lingkaran penafsiran yang secara terus menerus mengkaji tingkah laku manusia sebagai sebuah msiteri yang sulit dipahami, bahkan sampai akhir hayatnya. Dilthey menafsirkan sebuah ilmu dengan mengkaji sejarah, yang digambarkan sebagai informasi dan fakta yang tidak menyebutkan angka tahun, melainkan berupa simbol-simbol.















Jurgen Habermas

Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ignas Kleden menunjukkan tiga jenis metode ilmiah berdasarkan sifat dan jenis ilmu seperti terlihat dalam bagan berikut:



Sifat Ilmu Jenis Ilmu Pengetahuan yang Dihasilkan Akses kepada Realitas Tujuan
Empiris-Analitis Ilmu alam dan social empiris Informasi Observasi Penguasaan teknik
Historis hermeneutis Humaniora Interpretasi Pemahaman arti via bahasa Pengembangan inter subjektif
Sosial-kritis Ekonomi, sosiologi, politik Analisis Self-Reflextion Pembebasan kesadaran non-reflektif


Ignas Kleden menunjukkan pandangan Habermas tentang ada tiga kegiatan utama yang langsung mempengaruhi dan menentukan bentuk tindakan dan bentuk pengetahuan manusia, yaitu kerja, komunikasi, dan kekuasaan.

Habermas menyatakan bahwa pemahaman adalah suatu kegiatan di mana pengalaman dan pengertian teoretis berpadu menjadi satu. Pemikiran ini yang menyebabkan hermeneutika dan bahasa mendekati ciri metodis, sehingga sangat relevan untuk diangkat menjadi metode hermeneutika bagi penelitian-penelitian kualitatif dewasa ini.

Pengalaman hermeneutik melibatkan tiga kelas ekspresi kehidupan, yaitu : linguistik, tindakan dan pengalaman. Tentang linguistik Habermas mengatakan bahwa ekspresi atau ungkapan dapat sama sekali dipisahkan dari konteks kehidupan konkret jika tidak berhubungan dengan bagian-bagian khusus dalam konteks tersebut.

Dalam hal ini ekspresi linguistik muncul dalam bentuknya yang absolut, yaitu menggambarkan pemahaman monologis. Hal ini juga akan menimbulkan jurang pemisah antara apa yang diungkapkan dengan apa yang dimaksudkan, dan jurang pemisah baru akan ditutup bila hermenutik atau interpretasi bekerja. (Kaelan, 1998 : 223)

Habermas pun menempatkan ilmu sosial (sosiologi) dalam ranah ilmu yang memiliki kepentingan (dan kemampuan) emansipatoris. Rasanya, ini perlu kita jadikan landasan etis bagi kita dalam melihat masyarakat dan kemudian membangun teori-teori sosiologi. Pesan yang dapat ditangkap dari pemikiran Habermas adalah ‘sosiologi kritis tidak hanya berperan dalam menjelaskan dan memaknai masyarakat, tapi juga memperbaiki masyarakat.’ Dewasa ini, semakin banyak sosiolog yang menyadari bahwa berbagai teori tentang masyarakat tidak dapat dengan mudah digabungkan ke dalam suatu teori tunggal. Apalagi dengan berkembangnya pandangan-pandangan mikro yang mengakui pentingnya konsep manusia dan masyarakat di setiap tempat sebagai kerangka acuan (atau asumsi dasar) untuk membangun teori sosiologi.


BIOLOGI SEL


.

APOPTOSIS DAN NEKROSIS

APOPTOSIS

Apoptosis (dari basa yunani apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram (programmed cell death), adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.
Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain:
1. Fragmentasi DNA
2. Penyusutan dari sitoplasma
3. Perubahan pada membran
4. Pematian sel tanpa lisis atau merusak sel tetangga.

Apoptosis sebenarnya adalah suatu bentuk kematian sel yang didesain untuk menghilangkan sel-sel host yang tidak diinginkan melalui aktivasi serangkaian proses yang terprogam secara internal melalui serangkaian prosuk gen.
Sel mengaktifkan program apoptosis disebabkan oleh:
1. Sebagai respon stress terhadap kerusakan DNA
2. Upaya menjaga kestabilan jumlah sel
3. Sebagai bagian dari pertumbuhan
4. Regulasi sistem imun
5. Penuaan



Sel yang mengalami apoptosis morfologinya akan berubah secara khas yaitu:
1. Sel mengkerut dan memadat, sitoskeleton kolaps
2. Kromatin memadat (piknotik) dan inti dapat terpotong-potong menjadi fragmen (karyorhexis)
3. Terbentuk tonjolan sitoplasma (blebbing) atau membentuk apoptosis bodies
4. Fagositosis

Permukaan membran sel menjadi berubah secara kimia sehingga cepat difagosit oleh sel tetangga atau makrofag sebelum sel atau apoptotic bodies memuntahkan isi sitoplasmanya. Karena hal inilah sel yang mati dibersihkan secara cepat tanpa menyebabkan reaksi inflamasi yang merusak.
Apotosis tergantung aktivitas enzim proteolisis yang disebut caspase. Caspase ada pada setiap sel hewan bernukleus dalam bentuk prekursor inactive yang disebut procaspase. Procaspase inisiator akan diaktivasi paling awal kemudian saat teraktivasi akan membelah dan mengaktivasi procaspase executor yang akan mengaktivasi procaspase executor yang lainnya (dan bermacam target protein dalam sel). Hal ini menghasilkan cascade proteolitik yang ireversibel dan makin kuat (teramplifikasi).
Terdapat 2 jalur untuk mengaktivasi inisiator procaspase dan memicu cascade proteolisis yang berakhir pada apoptosis. Jalur tersebut adalah:
1. Jalur ekstrinsik, diaktivasi oleh ligand extraseluler yang berikatan dengan death receptor di permukaan membran.
2. Jalur ekstrinsik, diaktivasi oleh signal intraseluler yang terbentuk ketika sel stress.

Penyebab Apoptosis
1. Penyebab Fisiologik
a. Destruksi sel yang terprogram selama embriogenesis.
b. Involusi jaringan yang bergantunng hormoon (misalnya, endometrium, prostat) pada orang dewasa.
c. Penghapusan sel dalam populasi sel yang mengadakan profilasi(misalnya, epitel kripta intestin) untuk mempertahankan jumlahsel yang tetap.
d. Kematian sel yang sudah melaksanakan tugasnya (misalnya, sel neutrofil sesudah respon inflamasi akut).
e. Penghapusan limfosit swareaktif yang berpotensi berbahaya.
f. Kematian sel yang ditimbulkan oleh sel-sel T sitotoksik (untuk menghilanngkan sel yang terinfeksi virus atau sel neoplasma).

2. Penyebab Patologik
a. Kematian sel yang ditinbulkan oleh berbagai rangsangan yang menyebabkan jejas. Jika mekanisme perbaikan DNA tidak dapat mengatasi kerusakan yang ditimbulkan (misalnya, oleh radiasi atau obat sitotoksik), membunuh dirinya sendiri melalui apoptosis melakukan mutasi atau translokasi yang dapat mengakibatkan malformaasi maligna. Terdapat berbagai rangsangan yang emnyebabkan jejas ringan (termasuk panas dan hipoksia) dapat memicu apoptosis, namun rangsangan yang sama dengan takaran yang lebih besar mengakibatkan nekrosis. Peningfkatan MPT karena sebab apa pun akan menimbulkan apoptosis. Stres pada retikulum endoplasma yang ditimbulkan oleh akumulasi protein yang tidak terlipat juga akan memicu apoptosis (lihat bawah).
b. Kematian sel pada beberapa infeksi virus tertentu (misalnya, hepatitis).
c. Atrofi patologik dalam organ parenkimal pascaobstruksi saluran (misalnya, pankreas).
d. Kematian sel pada tumor

Contoh Apoptosis
1. Kehilangan Faktor Pertumbuhan
Kehilangan faktor pertunbuhan mempengaruhi sel peka-hormon yang mengalami kekurangan hormon yang relevan. Limfosit yang tidak distimulasi oleh antigen atau sitokin dan neuron yang kehilangan faktor pertunbuhan saraf. Spoptosis dipicu oleh jalur instrinsik (mitokondria) akibat jumlah anggota pro-apoptotik famili Bcl yang relatif melebihi anti-apoptotik.


2. Kerusakan DNA
Radiasi atau preparat kemoterapetik menginduksi apoptosis melalui mekanisme yang dipicu oleh kerusakan DNA. Ketika DNA mengalami kerusakan terjadi akumulasi gen supresor tumor p53; keadaan ini akan menghentikan siklus sel (pada fase G) untuk memberikan waktu bagi perbaikan. Jika perbaikan DNA tidak kunjung terjadi p53 memicu apoptosis melalui peninngkatan trtanskripsi beberapa anggota pro-apoptotik famili Bcl, utamanya Bax dan Bak, selain Apaf-1. Ketika p53 tidak terdapat atau mengalami mutasi (yaitu, pada kanker-kanker ttertentu, apoptosis tidak terjadi dan sel tersebut didorong untuk terus hidup.
3. Reseptor Famili TNF
Seperti dibicarakan di atas, reseptor sel Fas (CD95) menginduksi apoptosis kalau ditaut-silang oleh ligan Fas (FasL atau CD95L) protein diproduksioleh sel sistem imun. Interaksi Fas-FasL sangat penting untuk mengeliminasi limfosit yang mengenali antigennya sendiri; mutasi pada Fas atau FasL mengakibatkan timbulnya penyakit autoimun.
TNF merupakan mediator penting dalam reaksi inflamasi dan juga dapat menimbulkan apoptosis; jalur tersebut diringkas di atas. Fungsi TNF yang utama pada peradangan diperantarai dimediasi oleh aktivasi faktor transkripsi NF-kB (nuclear factor-kB). Sinyalnya yang dimediasi oleh TNF menyelesaikan proses ini dengan menstimulasi penguraian inhibitor NF-kB (IkB) yang meningkatkan kelangsungan hidup sel. Apakah sinyal TNF menginduksi kematian sel ataukah meningkatkan kelangsungan hidup sel mungkin bergantung pada protein adapterrmanakah melekat padareseptor TNF sesudah terjadi peningkatan TNF.
4. Limfosit T Sitotiksik
Limfosit T sitotoksik (CTL) mengenali antigen asing pada permukaan sel hospes yang terinfeksi dan mensekresikan perforin molekul transmembran pembentuk pori yang memungkinkan masuknya enzim srerin protease yang berasal dari CTL, yaitu granzim B. Granzim B memecah protein pada residu aspartat dan dengan demikian mengaktifkan lebih dari satu enzim kaspase.


NEKROSIS

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain:
1. pembengkakan sel
2. digesti kromatin
3. rusaknya membran (plasma dan organel)
4. hidrolisis DNA
5. vakuolasi oleh ER
6. penghancuran organel
7. lisis sel

Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik tersebut dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses perbaikan untuk mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan oleh sel-sel regenerasi (terjadi resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika daerah nekrotik tidak dihancurkan atau dibuang maka akan ditutup oleh jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang diendapkan dari darah di sekitar sirkulasi jaringan nekrotik . Proses pengendapan ini disebut kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap berada selama hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :
1. Hilangnya fungsi daerah yang mati
2. Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik
3. Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit.
4. Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel yang mati.

Perbedaan Apoptosis dan Nekrosis

1. Apoptosis adalah kematian sel per sel, sedangkan nekrosis melibatkan sekelompok sel.
2. Membran sel yang mengalami apoptosis akan mengalami penonjolan-penonjolan ke luar tanpa disertai hilangnya integritas membran. Sedangkan sel yang mengalami nekrosis mengalami kehilangan integritas membran.
3. Sel yang mengalami apoptosis terlihat menciut, dan akan membentuk badan apoptosis. Sedangkan sel yang mengalami nekrosis akan terlihat membengkak untuk kemudian mengalami lisis.
4. Sel yang mengalami apoptosis lisosomnya utuh, sedangkan sel yang mengalami nekrosis terjadi kebocoran lisosom.
5. Dengan mikroskop akan terlihat kromatin sel yang mengalami apoptosis terlihat bertambah kompak dan membentuk massa padat yang uniform. Sedangkan sel yang mengalami nekrosis kromatinnya bergerombol dan terjadi agregasi.
6. Pada pemeriksaan histologi tidak terlihat adanya sel-sel radang di sekitar sel yang mengalami apoptosis. Sedangkan pada nekrosis, terlihat respon peradangan yang nyata di sekitar sel-sel yang mengalami nekrosis.
7. Sel yang mengalami apoptosis biasanya akan dimakan oleh sel yang berdekatan atau berbatasan langsung denganya dan beberapa makrofag. Sedangkan sel yang mengalami nekrosis akan dimakan oleh makrofag.
8. Secara biokimia, apoptosis terjadi sebagai respon dari dalam sel, yang mungkin merupakan proses yang fisiologis. Sedangkan nekrosis terjadi karena trauma nonfisiologis.
9. Pada proses apoptosis terjadi aktivasi enzym spesifik untuk transduksi signal dan eksekusi. Sedangkan pada proses nekrosis, enzym-enzym yang terlibat dalam proses apoptosis mengalami perubahan atau inaktivasi.
10. Secara metabolis proses terjadinya apoptosis dapat diamati sedangkan nekrosis tidak.
11. Pada proses apoptosis dapat pula terjadi sintesis makromolekul baru, sedangkan pada nekrosis tidak disertai proses sintesis makromolekul baru.
12. Pada apoptosis terjadi DNA fragmentasi non random sehingga jika DNA yang diekstrak dari sel yang mengalami apoptosis di elektroporesis dengan agarose akan terlihat gambaran seperti tangga (DNA ladder). Sedangkan pada nekrosis, fragmentasi terjadi secara random sehingga pada agarose setelah elektrophoresis akan terlihat menyebar tidak jelas sepanjang alurnya (DNA smear).

Salah satu cara untuk mengamati keberadaan fragmen DNA di dalam sel yang mengalami apoptosis adalah dengan menggunakan Uji Tunel. Meskipun begitu, uji Tunel tidak dapat membedakan apoptosis dengan nekrosis.














Daftar Pustaka:
Gavrieli, Y., Y. Sherman, and S.A. Ben-Sasson. (1992) Identification of programmed cell death in situ via specific labeling of nuclear DNA fragmentation. J. Cell Biol. 119: 493-501.
Thompson, H.J., R. Strange and P.J. Schedin. (1992) Apoptosis in the genesis and prevention of cancer. Cancer Epidem. Biomarkers and Prevention 1: 597-602

PENDIDIKAN KOMPUTER


.

SPEECH RECOGNITION
Speech recognition adalah suatu proses untuk mengkonversikan sinyal akustik (suara) melalui microphone sebagai perintah pengoperasian komputer atau manuliskan kata-kata (dikte).
Ada 2 tipe Speech Recognition dilihat dari ketergantungan pembicara yaitu:
a. Independent Speech Recognition

Yaitu system pengenal ucapan tanpa terpengaruh dengan siapa yang berbicara, tetapi mempunyai keterbatasan dalam jumlah kosakata. Model ini akan mencocokan setiap ucapan dengan kata yang dikenali dan memilih yang ”sepertinya”cocok. Untuk mendapatkan kecocokan kata yang diucapkan maka digunakan model statistic yang dikenal dengan nama Hidden Markov Model (HMM)

b. Dependent Speech Recognition

Yaitu system pengenal ucapan yang memerlukan pelatihan khusus dari pembicara, dimana hasil pelatihan dari masing-masing pembicara akan disimpan dalam sebuah profil. Profil inilah yang nantinya digunakan untuk berinteraksi dengan system pengenal ucapan dan sistem akan bergantung siapa yang berbicara. Sistem ini biasanya lebih mudah untuk dikembangkan, dimana contoh suara sudah dibuat sebelumnya dan disimpan dalam database (basis data) dan jumlah kosakatanya lebih besar dibandingkan dengan independent speech recognition. Proses pengenalan ucapan dengan cara membandingkan ucapan pembicara dengan contoh suara yang ada.
Sebelum kita memulai menggunakan Windows Speech Recognition, kita harus menghubungkan mikrofon ke komputer. Setelah kita punya mikrofon set up, kita dapat melatih komputer kita untuk lebih memahami kita dengan membuat profil suara bahwa komputer kita menggunakan untuk mengenali perintah suara kita dan berbicara.
Setelah kita punya mikrofon dan profil suara set up, kita dapat menggunakan Speech Recognition untuk melakukan hal berikut :
1. Kontrol komputer kita.
Speech Recognition mendengarkan dan merespon perintah lisan kita. Kita dapat menggunakan Speech Recognition untuk menjalankan program dan berinteraksi dengan Windows. Untuk informasi lebih lanjut tentang perintah kita dapat menggunakan dengan Speech Recognition, lihat perintah umum pada Speech Recognition.

2. Mendikte dan mengedit teks.
Kita dapat menggunakan Speech Recognition untuk mendikte kata-kata ke dalam program pengolah kata atau mengisi formulir online di web browser. Kita juga dapat menggunakan Speech Recognition untuk mengedit teks pada komputer kita. Untuk informasi lebih lanjut tentang teks mendikte, lihat teks mendikte menggunakan Speech Recognition.
Cara menggunakan speech recognition pada windows 7 :
1. Pertama, klik Start Speech Recognition link pada Control Panel
Start> Control Panel> Ease of access> Speech Recognition. Sekarang pada Windows 7 telah menunjukkan sebuah kotak dialog Selamat datang di Speech Recognition.
2. Sekarang klik ‘Next’ dan kemudian di Pilih Jenis Mikrofon memilih Mikrofon Headset, Desktop Mikrofon atau opsi lainnya.
3. Klik ‘Next’ dan mikrofon langsung terhubung ke Windows 7 atau laptop. sekali lagi klik Next pada kotak dialog Set Up Mikrofon.
4. Coba katakan sesuatu, ketika selesai berbicara ke dalam mikrofon lalu klik ‘Next’.
5. Klik ‘Next’ di ‘Mikrofon lalu Set Up’ pada kotak dialog dan pilih opsi ‘Enable Dokumen Review’ dalam kotak dialog untuk ‘Meningkatkan Keakuratan Speech Recognition’ dan kemudian klik ‘Next’.
6. Sekarang untuk mengaktifkan modus aktivasi suara, Kita harus mengklik ‘Gunakan suara Aktivasi’ Mode.
7. Klik tombol ‘View Reference Sheet’ untuk membuka jendela Windows Help and Support pada 7 komputer Windows .
8. Sekarang klik topik-topik seperti Dikte, Tkita Baca Marks, Common Speech Recognition Perintah dan Karakter Khusus untuk menampilkan informasi mereka. Jika ingin mencetak salah satu topik petunjuk diperluas kemudian klik tombol Print pada toolbar window.
9. Klik tombol ‘Close’ yang dalam Bantuan Windows dan jendela Dukungan dan kemudian klik ‘Next’ tombol untuk membuka ‘Run Speech Recognition Setiap Saat Aku Mulai Computer’ kotak dialog.
10. Sekarang untuk membuka,Bisa dengan Kontrol Komputer Dengan Suara’ kotak dialog, klik tombol ‘Next’.
11. Untuk menjalankan Speech Recognition Tutorial, yang baik diperlukan untuk melatih komputer untuk memahami suara kita serta yang sangat baik untuk berlatih klik tombol ‘Tutorial Mulai’.
Cara atau setting menggunakan fitur Speech Recognition :
1. Pada menu Start, pilih :
• Control Panel.
• Ease of Access.
• Speech Recognition Options
2. Pada Configure your Speech Recognition experience, pilih Start Speech Recognition, kemudian Next.
3. Kemudian pada Set up your micrphone, pilih next.
4. Kemudian untuk mengecek suara dan volume (Adjust the volume of microphone), kemudian pilih Next.
5. Kemudian Finish.



Sumber: http://blog.ugm.ac.id/
www.google.com

LINGKUNGAN NON BIOTIK


.

MAKALAH LINGKUNGAN NON BIOTIK PRASEODIMIUM



Oleh :

Nama Mahasiswa : Novita Fitriatul Aini Wibowo
Jurusan : Biologi
NIM : M0411050



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Dimana di dalamnya terkandung berbagai macam mineral dan logam yang bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi, seperti emas, perak, batu bara, dan minyak bumi, serta berbagai macam unsur-unsur alam lainnya. Pada dasarnya unsur sangat melimpah di alam ini. Seperti halnya di Indonesia yang juga memiliki kelimpahan unsur yang beraneka ragam. Kelimpahan unsur di alam Indonesia sangat banyak. Unsur-unsur tersebut sebagian dapat kita temui secara langsung di alam maupun dalam bentuk senyawa lain. Unsur-unsur dikelompokkan ke dalam unsur logam dan unsur non logam. Setiap unsur memiliki ciri kas atau karakteristik masing-masing yang membedakannya dengan unsur lain. Sampai saat ini tercatat lebih dari delapan puluh unsur yang sudah ditemukan oleh para peneliti dan ditulis dalam sistem periodik unsur. Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan tentang unsur praseodimium. Unsur praseodimium merupakan salah satu unsur logam lantanida, masuk dalam unsur transisi. Selama ini, unsur praseodimium kurang begitu diketahui oleh banyak orang. Makalah ini bertujuan untuk menguraikan secara lebih dalam tentang unsur logan praseodimium sekaligus memperkenalkan unsur praseodimium. Bagaimana proses pembentukannya, serta aplikasi pemanfaatan unsur praseodimium dalam kehidupan sehaari-hari.










BAB I
PENDAHULUAN

A. Sejarah penemuan
Proses penemuan unsur praseodimium dimulai oleh Mosander pada tahun 1841. Ia mengekstrak tanah jarang didymia dari lantana. Kemudian oleh Lecoq de Boisbaudran pada tahun 1879 dengan mengisolasi tanah baru, samaria, dari didymia yang didapat dari mineral samarskit. Enam tahun kemudian, pada tahun 1885, Von Welsbach memisahkan didymia menjadi dua komponen, praseodymia dan neodymia, yang memberikan senyawa garam dengan warna yang berbeda. Sebagaimana unsur tanah jarang lainnya. Senyawa unsur ini dalam larutan memiliki garis atau pita spektrum absorsi yang cukup nyata dan tajam, hanya sedikit saja yang lebarnya hanya beberapa angstrom.
Praseodimium merupakan logam tanah langka berwarna kuning kehijauan dengan nomor atom 59. Dalam sistem periodik unsur, praseodimium berada pada periode ke 6 dengan lambang Pr, radius sebesar 1.82 Å, volume sebesar 20.8 cm3/mol, massa praseodimium adalah 140.908, titik didihnya 3785 K, radius kovalensinya sebesar 1.65 Å, struktur kristal berbebtuk heksagonal, massa Jenisnya 6.77 g/cm3, konduktivitas listriknya sebesar 1.5 x 106 ohm-1cm-1, elektronegativitasnya 1.13, konfigurasi elektronnya adalah [Xe]4f3 6s2, formasi entalpi sebesar 10.04 kJ/mol, konduktivitas panas sebesar 12.5 Wm-1K-1, potensial ionisasi sebesar 5.42 V, titik lebur adalah 1204 K, bilangan oksidasi adalah 3,4, kapasitas panas sebesar 0.193 Jg-1K-1, dan entalpi penguapan sebesar 332.63 kJ/mol.
Praseodimium memiliki karakteristik yang berbeda dengan unsur lain. Beberapa karakteristik yang dimiliki unsur praaseodimium adalah sebagai berikut :
a. Lunak
b. Seperti perak
c. Mudah ditempa
d. Lebih resisten terhadap korosi dalam udara daripada europium, lantanum, cerium atau neodium
e. Membentuk lapisan oksida hijau yang mengelupas bila terpapar dengan udara
f. Tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung, jadi harus disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari, dalam minyak mineral atau plastik bersegel

B. Pembuatan
Logam Praseodimium baru dapat dihasilkan dalam kondisi relatif murni pada tahun 1931. Logam praseodimium dapat dibuat dengan beberapa metode, seperti reduksi kalsium terhadap senyawa praseodimium klorida atau florida anhidrat. Praseodimium terdapat bersamaan dengan unsur tanah jarang dalam berbagai mineral. Monazit dan bastnasit merupakan sumber komersial yang utama untuk logam tanah jarang.
















BAB II
MANFAAT PRASEODIMIUM

Logam praseodimium memiliki berbagai manfaat dan kelebihan. Pada masa modern seperti sekarang ini logam praseodimium telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa aplikasi pemanfaatan logam praseodimium :
1. Bahan pemantik rokok
Logam alloy alam, digunakan sebagai pemantik rokok, mengandung logam praseodimium sebanyak 5%. Oksida unsur tanah jarang, termasuk Pr2O3 adalah di antara zat yang paling banyak dihasilkan. Bersamaan dengan unsur tanah jarang lainnya.
2. Bahan pembuat busur bunga api
praseodimium digunakan sebagai bahan inti pada busur bunga api karbon yang digunakan dalam industri pembuatan film untuk penerangan studio dan proyeksi.
3. Bahan pewarna
Garam praseodimium digunakan untuk mewarnai kaca dan enamel, ketika dicampur dengan bahan tertentu lainnya, praseodimium menghasilkan warna kuning bersih yang kuat dan tidak lazim pada kaca.
4. Sebagai pelindung mata
Kaca didymium, yang mana praseodimium adalah penyusunnya, adalah pewarna untuk pelindung mata tukang las.
5. Sebagai radioisotop
Radioisotop praseodimium-142(Pr-142)1) merupakan radioisotop pemancar-β dengan umur paro 19,2 jam. Radioisotop Pr-142 dapat diperoleh dari hasil iradiasi praseodimium oksida (Pr2O3) di teras reaktor melalui reaksi inti 141Pr(n,γ)142Pr. Praseodimium oksida mempunyai bentuk fisik berupa serbuk (halus) dengan massa jenis sebesar 6,8 gr/mL, kelimpahan isotop Pr-141 di alam sebanyak 100% dan tampang lintang sebesar 3,3 barn. Radioisotop Pr-142 digunakan di bidang kesehatan. Untuk mengiradiasi target Pr2O3 dimasukkan ke dalam kapsul yang terbuat dari kuarsa dan dimasukkan ke dalam kapsul yang terbuat dari aluminium. Setelah itu kedua ujung kapsul tersebut dilas. Untuk menguji kebocoran kapsul yang berisi target dilakukan dengan menggunakan metode uji gelembung dan uji kebocoran dalam kondisi vakum. Selesai diuji kebocoran selanjutnya kapsul aluminium tersebut dimasukkan ke dalam tabung yang terdapat lubang pada sisi-sisinya. Kemudian dilakukan iradiasi target di CIP teras RSG-GAS pada daya 15 MW dengan fluks neutron 1×1014 n/cm2detik selama 5 hari. Jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan dengan jatuhnya kapsul tersebut hingga pecahnya kapsul quartz, maka masih dalam keadaan aman karena kapsul quartz dibungkus dengan kapsul Aluminium.( Sutrisno,dkk,2009 )




















BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
• Praseodimium merupakan logam tanah langka berwarna kuning kehijauan.
• Logam praseodimium dapat dibuat dengan mereduksi kalsium terhadap senyawa praseodimium klorida atau florida anhidrat
• Logam praseodimium banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai bahan pemantik rokok, bahan pembuat busur bunga api, bahan pewarna, radioisotop, dan sebagai pelindung mata

2. Saran
• Hendaknya dilakukan observasi ataupun penelitian lebih lanjut tentang unsur logam praseodimium sehingga dapat dimanfattkan secara maksimal.

















DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Sarwani, Ariyawan Sunardi, dan Sunarko. 2009. Analisis Perhitungan Iradiasi Target Praseodimium di Reaktor Serba Guna-GA Siwabessy. Batan : Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Vol : 647-653
http: //www. praseodimium-makalah/Praseodinium-Chem-Is-Try-Situs-Kimia-Indonesia/ diakses pada jum’at, 23 Desember 2011 pukul 21.30 WIB




















KIMIA DASAR


.

TUGAS KIMIA DASAR
URUTAN PERKEMBANGAN TEORI ATOM



Oleh :

Nama Mahasiswa : Novita Fitriatul Aini Wibowo
Jurusan : Biologi
NIM : M0411050




FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

URUTAN PERKEMBANGAN TEORI ATOM

1. Aliran sekolah Nyaya dan Vashehika
Pada abad ke-6 sebelum masehi aliran sekolah Nyaya dan Vashehika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung menjadi benda-benda yang lebih kompleks.

2. Teori Atom Leucippus

Leucippus seorang filsafat Yunani berpendapat bahwa materi tersusun atas butiran-butiran kecil. Pendapat ini dikembangkan oleh muridnya Democritus.

3. Teori Atom Democritus

Democritus menyatakan bahwa materi tersusun atas partikel-partikel yang tak dapat dibagi lagi, yaitu atom. John Dalton membuktikan pemikiran filsafat Yunani tersebut dengan menyatakan bahwa pemikiran Democritus tidak bertentangan dengan Hukum Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap.

4. Teori atom menurut Aristoteles

Atom adalah suatu materi yang dapat dibagi-bagi secara terus-menerus atau sekecil-kecilnya tanpa batas.

5. Teori Atom John Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts).

Lavosier menyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.

Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”.

Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kelemahan: Teori Dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.
Model Atom Dalton
Seiring perkembangan teknologi, teori atom Dalton terbukti tidaklah sepenuhnya benar. Penelitian selanjutnya mengarah bahwa ternyata atom dapat dibagi menjadi bagian-bagian kecil lain yang merupakan partikel dasar atom itu sendiri yaitu proton, elektron baru disusul neutron. Artinya atom bukanlah bagian terkecil dari suatu materi.

6. Teori Atom J.J. Thomson

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.

Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positif untuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:

“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”

Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral. Model atom Thomson didasarkan pada asumsi bahwa massa elektron lebih kecil dari massa atom, dan elektron merupakan partikel penyusun atom. Karena atom bermuatan netral, maka elektron yang bermuatan negatif akan menetralkan suatu muatan positif dalam atom. Hal ini mendukung keberadaan proton dalam atom.

Kelemahan: Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.




Model atom Thomson diuji oleh penelitian yang dilakukan oleh Philipp Lenard pada tahun 1903, yang mempelajari tentang pengaruh fotolistrik. Ia mengamati perilaku elektron yang menembus lempeng alumunium yang sangat tipis dengan cara memodifikasi tabung sinar katode dan menempatkan lempeng tersebut di dalamnya. Jika model atom Thomson benar, maka akan ada banyak berkas elektron yang dibelokkan setelah menembus lempeng alumunium, hal ini disebabkan elektron telah kehilangan energi yang banyak karena menabrak elektron yang tersebar merata dalam muatan positif atom. Akan tetapi, ia mengamati bahwa sebagian besar elektron tidak dibelokkan. Hal ini membuktikan bahwa model atom Thomson yang menyatakan bahwa elektron tersebar merata dalam muatan positif atom, adalah tidak benar.

7. Teori Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikel yang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa :
“Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif”.
Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
Kelemahan : Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
8. Teori Atom Bohr

Menurut model atom Bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Sehingga menurut Bohr, adanya spektrum yang bersifat diskrit menandakan bahwa elektron berada pada lintasan-lintasan tertentu berdasarkan tingkat energinya.

Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah di sekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Model atom Bohr dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum atom hidrogen. Akan tetapi model ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
• Hanya dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen dengan akurat, belum dapat menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks.
• Asumsi elektron mengelilingi inti atom dalam lintasan lingkaran belum tentu benar, dapat saja berbentuk elips.
• Belum dapat menjelaskan adaya garis halus pada spektrum atom hidrogen.
9. Teori Atom Modern
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri khas model atom mekanika gelombang
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
2. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
Teori teori pendukung teori atom modern.
1. siafat gelombang sebagai partikel (dari hokum snelius).
2. dualisme elektron.
3. asas ketidakpastian Heisenberg
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa kita tidak dapat mengetahui secara pasti di mana elektron itu berada dan ke arah mana elektron itu bergerak. Hal ini membuat kita tidak mungkin menggambarkan secara tepat jalur atau orbit dari elektron yang mengelilingi nukleus. Tetapi ada suatu cara lain yang bisa diterima untuk menggambarkan pergerakan elektron-elektron di sekitar nukleus.

Sumber : http://www.yangpenting.com
http://www.hidupberawaldarimimpi.com


FISIKA DASAR


.


TUGAS PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
PEMUAIAN ZAT PADAT


Oleh :

Nama Mahasiswa : Novita Fitriatul Aini Wibowo
NIM : M0411050
Kelompok : 11




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

PEMUAIAN ZAT PADAT
Pemuaian terjadi ketika zat dipanaskan (menerima kalor), partikel-partikel zat bergetar lebih cepat sehingga saling menjauh dan benda memuai. Sebaliknya, ketika zat didinginkan (melepas kalor) partikel-partikel zat bergetar lebih lemah sehingga saling mendekati dan benda menyusut. Pemuaian yang terjadi pada zat padat dapat berupa muai panjang, muai luas, atau muai volume. Pemuaian juga bergantung dari jenis bahannya (zat).
A. Muai Panjang

Pemuaian zat terjadi ke segala arah, sehingga panjang, luas, dan ukuran volume zat akan bertambah. Untuk zat padat yang bentuknya memanjang dan berdiameter kecil, sehingga panjang benda jauh lebih besar daripada diameter benda seperti kawat, pertambahan luas dan volume akibat pemuaian dapat diabaikan. Dengan demikian, hanya pertambahan ukuran panjang yang diperhatikan. Pemuaian yang hanya berpengaruh secara nyata pada pertambahan panjang zat disebut muai panjang. Muai panjang berbagai zat padat diselidiki dengan alat Musschenbrock.

Dengan alat ini ditemukan bahwa muai panjang zat padat bergantung pada tiga faktor:
1. panjang awal (lo) : makin besar panjang awal, maka makin besar muai panjang
2. kenaikan suhu (T): makin besar kenaikan suhu, maka makin besar muai panjang
3. jenis bahan.

Gambar 2. Musschenbroek adalah alat untuk menyelidiki muai panjang zat
Alat ini mengukur muai panjang zat berbentuk batang. Salah satu ujung batang ditempatkan pada posisi tetap, sehingga ujung yang lain dapat bergerak bebas, ujung yang bebas akan mendorong sebuah jarum yang menunjuk ke skala saat memuai. Besar pemuaian dapat dilihat dari skala yag ditunjuk jarum. Makin besar pemuaian, maka makin besar perputaran jarum pada skala.
Pertambahan panjang suatu zat secara fisis :
1. Berbanding lurus dengan panjang mula-mula
2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu
3. Bergantung dari jenis zat
Pertambahan panjang suatu zat secara matematis dapat dituliskan:

Keterangan:
L = panjang setelah memuai (m)
Lo = panjang mula-mula (m)
α = koefisien muai panjang (/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)
ΔL = perubahan panjang (m)
Pertambahan panjang setiap zat berbeda-beda bergantung pada koefisien zat. Pertambahan panjang zat padat untuk kenaikan 1°C pada zat sepanjang 1 m disebut koefisien muai panjang ( ).
Tabel 1. Koefisien muai panjang beberapa zat padat


Koefisien muai panjang aluminium jauh lebih besar daripada tembaga maupun besi sehingga pertambahan panjang yang terbesar terjadi pada aluminium (Al), tembaga (Cu), kemudian besi (Fe). Itu artinya koefisien muai panjang Al > Cu > Fe.
B. Muai Luas
Pada logam yang berbentuk lempengan tipis (berupa segiempat, segitiga, atau lingkaran), ukuran volume dapat diabaikan. Ketika lempengan tersebut mendapat pemanasan, maka dapat diamati hanya pemuaian luasnya saja. Dengan kata lain, zat padat tersebut mengalami muai luas.
Pertambahan luas suatu zat secara matematis dapat dituliskan:

Keterangan:
A = luas setelah memuai (m2)
Ao = luas mula-mula (m2)
β = koefisien muai luas (/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)
ΔA = perubahan luas (m2)
Muai luas dapat diamati pada kaca jendela, pada saat suhu udara panas, dan suhu kaca menjadi naik sehingga terjadi pemuaian, maka kaca memuai lebih besar daripada pemuaian bingkainya, akibatnya kaca terlihat terpasang sangat rapat pada bingkai. Benda yang mengalami muai luas akan menjadi lebih besar daripada semula. Pemuaian yang terjadi pada sebuah benda padat jika ketebalannya jauh lebih kecil dibandingkan panjang dan lebarnya, maka yang terjadi adalah muai luas.

C. Muai Volume
Jika benda yang kita panaskan berbentuk balok, kubus, atau berbentuk benda pejal lainnya, muai volumlah yang harus kita perhatikan (paling dominan).
Pertambahan volume suatu zat yang dipanaskan, secara fisis :
a. Berbanding lurus dengan volume mula-mula zat
b. Berbanding lurus dengan perubahan suhu zat
c. Bergantung dari jenis bahan
Pertambahan volume zat yang terjadi akibat panas, secara matematis dapat dituliskan:

Keterangan:
V = volum setelah memuai (m3)
Vo = volum mula-mula (m3)
γ = koefisien muai volum (/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)
ΔV = perubahan volum (m3)
Tabel koefisien muai volume adalah sebagai berikut :

Aplikasi pemanfaatan pemuaian zat padat :
1. pemasangan klem atau penyambung lempeng baja badan kapal

Lempeng-lempeng baja penyusun badan kapal tidaklah lempeng baja yang utuh, tapi berupa potongan-potongan berbentuk segi empat. Lempengan-lempengan ini disambung satu sama lain dengan diklem. Pemasangan paku klem dilakukan pada suhu panas/membara. Maka setelah paku mendingin, paku akan menyusut sehingga paku akan merekatkan sambungan lempeng dengan sangat erat.

2. Termostat atau alat pengontrol temperatur

Termostat ini terdiri atas 2 logam yang diklem satu sama lain (direkatkan) menjadi bimetal. Kedua logam mempunyai angka muai panjang yang berbeda. Ketika suhu naik, salah satu logam akan memuai lebih panjang daripada logam yang satunya. Akibatnya bimetal menjadi melengkung, sehingga arus listrik terputus.

3. Saklar termal, termostat bimetal, dan lampu rem mobil

Keping bimetal adalah dua keping logam yang berbeda koefisien muai panjang dikeling menjadi satu. Jika dipanaskan, keping melengkung ke arah yang koefisien muainya lebih kecil dan jika didinginkan, keping melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih besar

Kerugian dari pemuaian zat padat
 Piston kendaraan akan macet bila tidak ada jarak yg sesuai antara piston dan cylinder


Referensi :
http://www.crayonpedia.org
http://physics2008.wordpress.com


ORSPEK


.

Novita Fitriatul Aini Wibowo
Nothopanax scutellarium
Flos

MEMBUAT KOMPOS DENGAN METODE KARUNG
A. Bahan

a. Sampah
1. Sampah coklat (daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam, jerami, kulit jagung, kertas yang tidak mengkilat, tangkai sayuran)
2. Sampah hijau (sayuran, buah-buahan, potongan rumput segar, daun segar, sampah dapur, ampas teh atau kopi, kulit telur, pupuk kandang)

b. Starter
Starter yang digunakan untuk mengurai sampah menjadi kompos disebut dengan MOL (mikro organisme lokal). Langkah-langkah membuat MOL adalah sebagai berikut :
1. Nasi (baru maupun basi) dibentuk bulat sebesar bola ping-pong sebanyak 4 buah.
2. Diamkan selama tiga hari sampai keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan abu-abu.
3. Bola nasi jamuran kemudian dimasukkan ke dalam botol atau wadah plastik.
4. Tuang air satu gayung yang sudah dicampur gula sebanyak empat sendok makan ke dalam botol atau wadah yang berisi nasi jamuran.
5. Diamkan selama satu minggu. Campuran nasi dan air gula tersebut akan berbau asem seperti tape atau peuyeum
6. MOL sudah bisa digunakan sebagai starter untuk membuat kompos dengan dicampur air. Perbandingan MOL dengan air sebesar 1: 5.

B. Langkah-langkah pengomposan :

1. Potong atau cacah dengan ukuran 2 s/d 3 cm sampah organik yang akan dibuat kompos.
2. Campur sampah coklat dan sampah hijau dengan perbandingan 1: 2. Jika terlalu banyak sampah coklat, pengomposan akan memakan waktu lama.
3. Ratakan sampah yang akan dibuat kompos sebelum dicampur dengan MOL.
4. Sirami permukaan sampah secara merata dengan MOL.
5. Aduk agar MOL tercampur merata. Siram kembali dengan MOL sampai sampah terlihat basah kemudian aduk kembali
6. Masukkan sampah ke dalam karung, setelah diangin-anginkan sebentar.
7. Kemudian karung diikat agar tidak diacak-acak kucing, anjing, atau ayam.
8. Karung ditusuk-tusuk dengan obeng atau alat lainnya secara merata agar oksigen (udara segar) bisa masuk.
9. Simpan di tempat yang tidak kehujanan dan tidak terkena sinar matahari langsung.
10. Seminggu sekali Langkah 3 s/d 8 diulang kembali. Dalam waktu enam minggu kompos sudah jadi dan siap digunakan.
Opini :
Pembuatan kompos dengan metode karung sangat sederhana dan mudah untuk dipraktekkan serta tidak membutuhkan banyak biaya karena semua bahan yang digunakan merupakan sampah yang berada di sekitar kita. Selain itu, dengan memakai kompos berarti kita membantu menjaga bumi dari pencemaran tanah akibat pupuk kimia.
Sumber : http://kampungantenan.blogspot.com