ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


.

KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN

Wilhelm Dilthey

Wilhelm Dilthey dan Heinrich Rickert membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua bagian, yaitu Naturwissenschaften (ilmu pengetahuan alam) dimana dalam proses penelitiannya berupaya untuk menemukan hukum-hukum alam sebagai sumber dari fenomena alam. Sekali hukum ditemukan, maka ia dianggap berlaku secara universal untuk fenomena itu dan gejala-gejala yang berkaitan dengan fenomena itu tanpa kecuali. Dalam Naturwissenschaften ini yang ingin dicari adalah penjelasan (erklären) suatu fenomena dengan menggunakan pendekatan nomotetis.
Hal lain adalah Geisteswissenschaften (ilmu pengetahuan batin)atau oleh Rickert disebut dengan Kulturwissenschaften (ilmu pengetahuan budaya) dimana dalam tipe pengetahuan ini lebih menekankan pada upaya mencari tahu apa yang ada dalam diri manusia baik sebagai mahluk sosial maupun mahuk individu. Terutama yang berkaitan pada faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperilaku dan bertindak menurut pola tertentu. Upaya memperoleh pengetahuan berlangsung melalui empati dan simpati guna memperoleh pemahaman (verstehen) suatu fenomena dengan menggunakan pendekatan ideografis.
Pada perkembangannya banyak ilmu-ilmu geisteswissenschaften dan kulturwissenschaften menggunakan pendekatan yang digunakan oleh naturwissenschaften seperti halnya Auguste Comte yang melihat suatu fenomena perkembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan positivistik. Jika di tilik tentang konsep kebudayaan, maka dapat dilihat dari dua sisi, yaitu, pertama, Konsep kebudayaan yang bersifat materialistis, yang mendefinisikan kebudayaan sebagai sistem yang merupakan hasil adaptasi pada lingkungan alam atau suatu sistem yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan masyarakat. Kajian ini lebih menekankan pada pendangan positivisme atau metodologi ilmu pengetahuan alam. Kedua, Konsep kebudayaan yang bersifat idelaistis, yang memandang semua fenomena eksternal sebagai manifestasi suatu sistem internal, kajian ini lebih dipengaruhi oleh penekatan fenomenologi.
Wilhelm Dilthey (1833-1911) mengajukan klasifikasi dan membagi ilmu pengetahuan ke dalam Natuurwissenschaft dan Geisteswissenchaft dengan menjelaskan bahwa yang satu sebagai science of the world, sedang yang lain adalah science of geist. Yang satu menggunakan metode Erklaeren dan yang lain Verstehen (Martindale, 1960: 62-65).

Satu istilah penting yang dicetuskan oleh Dilthey adalah verstehen atau mudheng, yakni penafsiran sesuatu sampai tingkat kemengertian yang selengkap-lengkapnya. Pemahaman atas suatu masalah tidak hanya dilihat dari realitas luar saja, melainkan sampai dengan realitas dalamnya, artinya ada makna di balik sesuatu yang kasat mata. Juru tafsir harus melalui tahap explanation (penjelasan), explication (penguraian), serta interpretation (penafsiran). Mereka juga harus melalui experience (pengalaman), expression/ ausdruck (ekspresi), lived experience atau objectivication (pengalaman pribadi).

Selanjutnya disebutkan bahwa juru tafsir harus memiliki historical beeing, artinya memiliki pengalaman panjang dalam menafsirkan suatu fenomena. Semakin banyak menafsirkan sesuatu yang berkaitan dengan hidupnya, semakin tajam dan peka daya tafsirnya. Disebutkan pula tentang lingkaran hermeneutika yaitu lingkaran penafsiran yang secara terus menerus mengkaji tingkah laku manusia sebagai sebuah msiteri yang sulit dipahami, bahkan sampai akhir hayatnya. Dilthey menafsirkan sebuah ilmu dengan mengkaji sejarah, yang digambarkan sebagai informasi dan fakta yang tidak menyebutkan angka tahun, melainkan berupa simbol-simbol.















Jurgen Habermas

Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ignas Kleden menunjukkan tiga jenis metode ilmiah berdasarkan sifat dan jenis ilmu seperti terlihat dalam bagan berikut:



Sifat Ilmu Jenis Ilmu Pengetahuan yang Dihasilkan Akses kepada Realitas Tujuan
Empiris-Analitis Ilmu alam dan social empiris Informasi Observasi Penguasaan teknik
Historis hermeneutis Humaniora Interpretasi Pemahaman arti via bahasa Pengembangan inter subjektif
Sosial-kritis Ekonomi, sosiologi, politik Analisis Self-Reflextion Pembebasan kesadaran non-reflektif


Ignas Kleden menunjukkan pandangan Habermas tentang ada tiga kegiatan utama yang langsung mempengaruhi dan menentukan bentuk tindakan dan bentuk pengetahuan manusia, yaitu kerja, komunikasi, dan kekuasaan.

Habermas menyatakan bahwa pemahaman adalah suatu kegiatan di mana pengalaman dan pengertian teoretis berpadu menjadi satu. Pemikiran ini yang menyebabkan hermeneutika dan bahasa mendekati ciri metodis, sehingga sangat relevan untuk diangkat menjadi metode hermeneutika bagi penelitian-penelitian kualitatif dewasa ini.

Pengalaman hermeneutik melibatkan tiga kelas ekspresi kehidupan, yaitu : linguistik, tindakan dan pengalaman. Tentang linguistik Habermas mengatakan bahwa ekspresi atau ungkapan dapat sama sekali dipisahkan dari konteks kehidupan konkret jika tidak berhubungan dengan bagian-bagian khusus dalam konteks tersebut.

Dalam hal ini ekspresi linguistik muncul dalam bentuknya yang absolut, yaitu menggambarkan pemahaman monologis. Hal ini juga akan menimbulkan jurang pemisah antara apa yang diungkapkan dengan apa yang dimaksudkan, dan jurang pemisah baru akan ditutup bila hermenutik atau interpretasi bekerja. (Kaelan, 1998 : 223)

Habermas pun menempatkan ilmu sosial (sosiologi) dalam ranah ilmu yang memiliki kepentingan (dan kemampuan) emansipatoris. Rasanya, ini perlu kita jadikan landasan etis bagi kita dalam melihat masyarakat dan kemudian membangun teori-teori sosiologi. Pesan yang dapat ditangkap dari pemikiran Habermas adalah ‘sosiologi kritis tidak hanya berperan dalam menjelaskan dan memaknai masyarakat, tapi juga memperbaiki masyarakat.’ Dewasa ini, semakin banyak sosiolog yang menyadari bahwa berbagai teori tentang masyarakat tidak dapat dengan mudah digabungkan ke dalam suatu teori tunggal. Apalagi dengan berkembangnya pandangan-pandangan mikro yang mengakui pentingnya konsep manusia dan masyarakat di setiap tempat sebagai kerangka acuan (atau asumsi dasar) untuk membangun teori sosiologi.


One Response to “ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR”

  1. What is casino, online, and mobile? - Dr.MD
    What does 익산 출장샵 casino mean in a 당진 출장안마 casino? · Slots. Casino 전라남도 출장마사지 · Sports Betting. Casino · 태백 출장샵 Horse Racing. Casino. Sports Betting. 영주 출장샵 Casino. Casino.

Your Reply