PENDIDIKAN AGAMA


.

MENGUNGKAP RAHASIA LAUT MELALUI
AYAT-AYAT AL QUR’AN
Disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan Agama Islam






Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Novita Fitriatul Aini Wibowo
Jurusan : Biologi
NIM : M0411050




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Segala rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT semata. Zat yang menguasai seluruh alam semesta, Maha Rohman dan Maha Rohim. Karena berkat kasih sayangNya makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam penulis tujukan kepada panutan dan uswatun khasanah kita Nabi Muhammad SAW yang telah mentablighkan kepada kita suatu agama kebenaran yaitu dinul islam. Makalah yang berjudul Mengungkap Rahasia Laut Melalui Ayat-ayat Al Qur’an ini, penulis susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Diharapkan makalah ini dapat memunculkan suatu dorongan bagi kita sebagai generasi muda islam untuk mengkaji isi Al Qur’an secara menyeluruh. Semoga dengan membaca makalah ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, serta dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca berkenaan dengan isi dari makalah ini. Dan akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca dan menyelami kandungan ayat-ayat al Qur’anul karim.





Hormat kami

penulis







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lingkungan meliputi segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Lingkungan terdiri dari lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik meliputi seluruh benda hidup yang berada di sekitar kita seperti manusia, hewan, dan tumbuhan serta organisme-organisme yang ada di dalamnya. Lingkungan abiotik meliputi seluruh benda tak hidup yang berada di sekitar kita seperti air, tanah, dan udara. Seperti yang kita tahu bahwa sepertiga dari bumi berupa lautan. Dimana di dalam lautan tersimpan berbagai kekayaan alam yang sangat banyak. Seperti berbagai jenis spesies ikan, terumbu karang, dan jenis biota laut lainnya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Al Qur’an sebagai kitab suci agama islam sekaligus pedoman hidup umat islam tidak hanya membahas tentang ajaran ibadah semata, melainkan juga menuliskan tentang lingkungan hidup. Dalam al-qur’an, setidaknya terdapat 40 ayat yang secara khusus mambahas dan membicarakan tentang laut, lautan, atau kelautan. Secara garis besar, ayat-ayat tersebut menginformasikan bahwa laut adalah sumber daya alam yang sangat potensial. Air (laut) dan tanah merupakan dua sumber senyawa makhluk hidup. Komponen biologis manusia misalnya, tak luput dari kedua sumber tersebut. Akhir-akhir ini banyak temuan keajaiban tentang lautan. Dimana talah ditemukan fenomena alam yang sangat menakjubkan dari dasar laut yang ditemukan oleh para ilmuan. Dalam makalah ini penulis mencoba mengaitkan penemuan-penemuan para ilmuan itu dengan ayat-ayat Al Qur’an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran agama islam dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya lingkungan laut.




B. Rumusan masalah
1. Apasajakah manfaat laut bagi kehidupan manusia?
2. Apasajakah keajaiban laut yang tertulis di dalam Al Qur’an?
3. Bagaimana peran islam dalam menjaga kelestarian laut?

C. Tujuan
1. Mengetahui manfaat laut bagi kehidupan manusia
2. Mengetahui keajaiban di dalam laut yang tertulis di dalam Al Qur’an
3. Mengetahui peran islam dalam menjaga kelestarian laut

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui manfaat laut bagi kehidupan manusia
2. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
3. Menambah motivasi untuk ikut berperan serta dalam menjaga kelestarian laut

















BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian
Pengertian laut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat ( 2008 ) adalah kumpulan air asin ( dalam jumlah yang banyak dan luas ) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Ada juga yang berpendapat bahwa laut merupakan kumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Air yang terdapat di laut terdiri dari campuran 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya, seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Di tempat inilah hidup hewan-hewan air asin dan tumbuh-tumbuhan air asin yang sangat banyak ragamnya. Makhluk hidup yang hidup di laut meliputi jenis ikan, flora laut, kerang dan lain-lain.

B. Susunan kimiawi air laut
Selain air murni ( H2O) air laut mengandung garam. Karena itu rasanya menjadi asin. Rata-rata air laut mengandung 3,5 % garam. Artinya dalam setiap 1 kg air laut mengandung 35 gram garam. Zat-zat yang ada dalam garam air laut adalah sebagai berikut :
• NaCl ( 77,75 % )
• K2SO4 ( 2,46 % )
• MgCl2 ( 10,78 % )
• MgBr2 ( 0.21 % )
• MgSO4 ( 4,73 % )
• CaSO4 ( 3,69 % )
• CaCO3 ( 0,34 % )




C. Jenis-jenis laut
Menurut cara terjadinya, ada tiga jenis laut, yaitu sebagai berikut :
1. Laut ingresi, yaitu laut yang terjadi karena adanya penurunan dasar laut dengan kedalaman lebih dari 200 m.
2. Laut transgresi ( laut yang meluas ), yaitu laut yang terjadi karena adanya peninggian permukaan air laut dengan kedalaman kurang dari 200 m.
3. Laut regresi ( laut yang menyempit ), yaitu penyempitan laut yang terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan ( pasir, lumpur, dan lain-lain ) yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di laut tersebut.
Adapun menurut letaknya laut dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut :
1. Laut tepi adalah laut yang berada di tepi benua
2. Laut pedalaman adalah laut yang seluruhnya hampir dikelilingi oleh daratan benua.
3. Laut pertengahan adalah laut yang berada diantara benua-benua.
Di dalam Al Qur’an cukup banyak, ayat-ayat yang membicarakan tentang laut, salah satunya dalm Surat Al Baqarah ayat 164 yang artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

D. Manfaat laut
Di dalam laut tersimpan berbagai sumber kehidupan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Diantara manfaat laut bagi kehidupan manusia antara lain :
a. Sebagai sumber makanan
Laut menghasilkan berbagai jenis bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti ikan, kerang, rumput laut dan lainnya. Dalam Surat An Nahl ayat 14 yang artinya: “Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar, dan kamu mengeluarkan dari lautan perhiasan yang kami pakai. Kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya supaya kamu bersyukur.”
b. Sebagai sumber obat-obatan
Laut menghasilkan bahan-bahan yang dapat dipergunakan untuk membuat obat - obatan, kosmetika, dan lain sebagainya.
c. Sebagai tempat rekreasi dan wisata
Laut yang indah pantai yang bersih dan segala ekosistemnya yang terjaga merupakan tempat rekreasi dan wisata yang paling menyenangkan yang dapat memberikan kedamaian dan kenyamanan.
d. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan
Dengan melihat keindahan laut membuat kita menjadi ingin tahu dan rasa ingin tau inilah yang akan menambah pengetahuan, dan menjadikan laut sebagai tempat objek penelitian.
e. Sebagai jalur transportasi air
Laut digunakan sebagi jalur lalu lintas kapal antar pulau ataupun antar benua.
f. Sebagai sumber pembangkit listrik
Laut dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik yang berfungsi menggerakkan turbin-turbin yang dipasang di dalamnya.
g. Mengurangi terjadinya pemanasan global
Laut mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus kehidupan. Dimana laut sebagai penyerap karbon doksida (CO2). Di dalam laut terdapat fitoplankton (alga) yang membutuhkan karbon dari gas CO2 untuk ia berfotosintesis. Gas CO2 ini mereka serap dari atmosfer. Dengannya, plankton bisa melangsungkan kehidupannya. Plankton kemudian menjadi makanan bagi ikan-ikan di laut. Dan ikan-ikan ini yang akan dikonsumsi oleh manusia. Binatang bercangkang seperti kerang juga menyerap karbon untuk membuat cangkang mereka, sehingga kehidupan binatang bercangkang ini bisa bertahan dengan baik di habitatnya (di laut). Gas CO2 adalah gasyang sangat berperan menciptakan iklim panas di alam dunia ini, atau dengan kata lain sebagai penyebab pemanasan global. Pemanasan global muncul karena gas CO2 semakin banyak yang naik ke atmosfer. Kenaikan gas CO2 itu disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya di bumi. Ini juga berarti laut sangat membantu di dalam mengurangi tingkat keracunan manusia yang disebabkan oleh gas tersebut.
Sejak berabad-abad yang lalu Alquran berbicara soal manfaat laut bagi peningkatan taraf hidup manusia. Kini terbukti, negara-negara yang pandai memanfaatkan potensi lautnya, menjadi negara yang makmur dan mendapatmempunyai kekayaan yang sangat berlimpah.





















BAB III
MENGUNGKAP RAHASIA LAUT MELALUI AYAT- AYAT
AL QUR’AN

Al-Qur'an telah 1400 tahun lalu memberikan rahasia kekayaan yang ada di lautan. Prof. Zaghoul dari Universitas of Petroleom, Dahran, Saudi Arabia, pernah mengamati kandungan Al-Qur'an yang mengungkap misteri lautan. Menurutnya, ada sekitar 460 ayat yang mengungkap kandungan bumi dengan sangat rinci. Menyangkut bentuk, gerakan, dan asal-usulnya. Gunung-gunung, asal muasal atmosfer dan hidrosfer, serta kegelapan di lautan. Juga termasuk berbagai fenomena ilmu bumi (earthscience) dengan sangat rinci. Menyangkut geologi, geofisika, geokimia, geografi dan geodesi.
Akurasi Alquran dalam membahas soal lautan terlihat dari perbandingan jumlah ayat. Di dalam Al quran terdapat 32 ayat yang menyebut kata ”laut”. Sedang kata “darat” terkandung dalam 13 ayat Al quran. Apabila dijumlahkan, keduanya menjadi 45 ayat. Angka 32 itu sama dengan 71,11 persen dari 45. Sedang 13 itu identik dengan 28,22 persen dari 45. Berdasar ilmu hitungan sains, ternyata memang 71,11 persen bumi ini berupa lautan dan 28,88 persen berupa daratan.
Beberapa enomena-fenomena lautan yang tertulis di dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut :
1. Keganasan gelombang laut
Jauh sebelum lahirnya pakar-pakar tsunami dan gelombang laut, Al-Qur’an telah menjelaskan akan keganasan gelombang laut. Hal ini telah tertulis di dalam Al Qur’an yang artinya :“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan, gelap gulita yang bertindih-tindih, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa oleh Allah tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitnya.” (QS. An-Nur: 40).
Ayat tersebut mengatakan bahwa air di laut yang dalam diliputi oleh ombak dan di atas ombak ini ada ombak lain. Sangat jelas bagi kita bahwa lapisan ombak yang ke dua ini adalah ombak di permukaan laut yang biasa kita lihat, karena ayat tersebut menyebutkan adanya awan di atasnya.
Kemudian untuk ombak yang disebutkan pertama, para ilmuwan telah menemukan pada masa sekarang adanya ombak dalam (internal waves) yang terjadi pada batas pertemuan dua lapisan air yang memiliki perbedaan kepekatan. Ombak dalam terjadi pada permukaan lapisan air di kedalaman lautan karena ia memiliki kepekatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan air di atasnya. Ombak dalam berperilaku mirip ombak permukaan. Ia juga bisa pecah seperti ombak di permukaan laut. Namun ombak dalam tidak bisa terlihat oleh mata biasa. Ia hanya bisa dideteksi melalui peralatan canggih dengan mempelajari perubahan suhu dan kandungan garam pada suatu lokasi tertentu.
Kemudian QS. At-Thur ayat 6 yang isinya berbunyi : “Dan lautan yang di dalam tanahnya ada api.” Api disini setelah diteliti oleh para pakar tsunami adalah sebuah gempa dasar laut.
Istilah gelombang yang bergulung-gulung, dan api yang keluar dari dasar lautan itu sudah ada sejak 1.400 tahun lalu, sebelum pakar-pakar tsunami mampu menjelaskan adanya ombak berbahaya dan menakutkan ataupun gempa di dasar lautan.

2. Laut-laut tidak saling bercampur
Salah satu sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan berkaitan dengan ayat Al Qur’an surah Ar Rahman ayat 19-55 yang artinya :“ Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”
Sifat lautan yang saling bertemu tetapi tidak saling bercampur ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini, hal ini disebabkan gaya fisika yang disebut tegangan permukaan. Tegangan permukaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan masa jenis antar keduanya mencegah lautan bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
Fenomena ini ditemui pada air laut Mediterania memasuki Atlantik melalui Gibraltar. Tetapi tempetur , salinitas, dan kekerapan mereka tidak berubah, karena pembatas yang memisahkan mereka. Meskipun ada gelombang besar, arus kuat, dan pasang di laut-laut ini, mereka tidak saling bercampur, dan tidak pula melintasi pembatas di antara mereka. Hal tersebut terbukti secara ilmiah.
Ada beberapa ayat Al Qur’an lain yang juga menjelaskan fenomena ini, diantaranya surat Al Furqan ayat 53 yang artinya : “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) , yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit, dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apa pun mengenai fisika, tegangan permukaan, maupun ilmu kelautan, hal ini telah diungkap dalam Al Qur’an. (Harun Yahya,2004)
Berbagai macam fenomena menakjubkan ini mengingatkan kita pada salah satu ayat Al Qur’an surat Fushilat ayat 53 yang artinya : “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Fushshilat : 53).

3. Sungai di dalam laut
Di Cenote Angelita, Mexico ada sebuah gua. Pada kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun pada kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, disana terlihat sebuah sungai di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan. Sebagian pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfide yang nampak seperti sungai.
Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena menakjubkan itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan yaitu surat Ar-Rahman ayat 19-20, yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang artinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena menakjubkan 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

4. Kegelapan di laut dalam
Antara 3 hingga 30 persen cahaya matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Selanjutnya, hampir semua warna dari spektrum cahaya akan diserap secara berturut-turut pada 200 meter pertama, kecuali warna biru. Ombak dalam pada batas pertemuan dua lapisan air yang berbeda kepekatan. Satu lapisan pekat (di bawah) dan yang lainnya lebih encer (di atas). (Gross,1993).
Allah berfirman di dalam Al Qur'an yang artinya : “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (Al Qur'an, An-Nur : 40)
Ayat ini menyebutkan kegelapan yang dapat ditemukan di laut dalam, di mana jika seseorang menjulurkan tangan ia tak akan bisa melihatnya. Kegelapan di dalam lautan dan samudera ditemukan sekitar kedalaman 200 meter ke bawah. Pada kedalaman ini, hampir-hampir tidak ada cahaya lagi.
Manusia tidak berkemampuan menyelam lebih dari kedalaman 40 meter tanpa bantuan kapal selam atau peralatan khusus. Manusia tak akan bertahan tanpa perlengkapan di bagian gelap dari lautan, semisal pada kedalaman 200 meter. Gelapnya kedalaman laut ini hanya diketahui oleh para ilmuwan di masa sekarang melalui berbagai peralatan khusus dan kapal atau peralatan selam yang memungkinkan mereka menyelam ke kedalaman lautan. Tanpa peralatan khusus, tidak mungkin manusia di jaman Nabi Muhammad SAW mengetahui bagaimana bentuk kegelapan di dalam lautan. Ini membuktikan bahwa Al Qur'an diturunkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui.

Peran islam dalam menjaga kelestarian lautan
Dr Abdul Basith Jamal dan Dr. Daliya Shadiq Jamal mengatakan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan suatu sistem dan mekanisme yang sangat mengagumkan sekaligus teliti dan detail. Sehingga keseimbangannya terjaga, meskipun di alam semesta ini selalu terjadi perubahan-perubahan yang tidak ada habis-habisnya.
Rasulullah SAW telah mendidik kita untuk menjaga ekosistem alam, sebagaimana sabda beliau : “Barangsiapa di antara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim).
Senada dengan hal tersebut, Allah telah menerangkannya kepada kita, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A'raf : 56)
Sebenarnya semua kerusakan lingkungan adalah akibat dari ulah tangan manusia itu sendiri. Seperti firman Allah SWT : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” (Ar-Rum : ayat 41)
Salah satu problema yang menjadi perhatian para ilmuwan adalah pencemaran minyak di sebagian perairan di dunia yang menyebabkan kematian berbagai jenis binatang laut dalam jumlah yang besar. Hal ini mendorong para aktivis lingkungan hidup untuk memikirkan solusi atas problema ini.
Untuk itu mereka memanfaatkan teknologi tinggi dengan menggunakan satu jenis bakteria yang dihasilkan dari rekayasa genetika yang memiliki manfaat dalam menguraikan cairan minyak yang mengambang di atas permukaan air laut. Namun sayangnya, apa yang mereka lakukan, ternyata mengandung akibat yang sama buruknya. Karena bakteria yang mereka ciptakan, ternyata mengandung zat racun yang dapat merusak tabiat air disamping menutupi penetrasi oksigen ke dalam air, padahal oksigen tersebut diperlukan bagi keberlangsungan binatang-binatang yang terdapat di laut.
Periatiwa tersebut adalh salah satu contoh kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengaplikasian ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak melihat manfaat dan kerugiannnya bagi lingkungan sekitar.
Sebagai seorang muslim kita harus senantiasa menjaga dan merawat lingkungan laut dengan semaksimal mungkin. Karena Al Qur’an menyuruh kita untuk melestarikan lingkungan. Adapun upaya untuk melestarikan laut dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
Menyadari banyaknya masalah lingkungan hidup, langkah pertama pemecahannya adalah peningkatan ukhuwah (kerjasama) antar ilmuwan dan alim-ulama agar bahu-membahu mampu mengemban amanat Allah untuk memelihara bumi. Salah satu hasil kerjasama tersebut adalah program pelatihan bagi para tokoh agama untuk memperdalam wawasan lingkungan hidup. Solusi jangka pendek lainnya adalah penyusunan program pemeliharaan lingkungan sebagai materi khutbah jumat, serta penerbitan fatwa untuk menghentikan pencemaran sungai.
Salah satu contoh pendekatan pelestarian lingkungan melalui Al-Qur’an dan Al-Hadits yang berhasil adalah di Tanzania. Bekerjasama dengan CARE-organisasi bantuan untuk memberantas kemiskinan di dunia-IFEES menggelar pertemuan dengan para pemuka agama dan para nelayan untuk mendiskusikan bagaimana hubungan antara ayat-ayat yang ada dalam al-Quran dengan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan. Dengan menggunakan ayat-ayat al-Quran serta hadist, mereka berusaha meyakinkan para nelayan untuk tidak lagi menggunakan dinamit, jala dan tombak ketika menangkap ikan.
IFEES juga bekerjasama dengan Misali Island Conservation (MICA)-lembaga yang bergerak dalam perlindungan terumbu karang-untuk melatih para imam-imam masjid di Tanzania agar mampu menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan lewat khutbah-khutbah Jumat mereka. IFEES yang berbasis di Inggris, adalah salah satu organisasi yang pada tahun 1998 meluncurkan proyek penyadaran kelestarian lingkungan dengan menggunakan basis ajaran Islam. “Kami mencari ajaran-ajaran yang sudah terlupakan itu dan mengumpulkannya kembali dalam bentuk yang modern, “ kata Khalid
“Saya sekarang tahu bahwa cara saya menangkap ikan selama ini sudah merusak lingkungan. Konservasi ini bukan dari mzungu (kata untuk menyebut orang kulit putih dalam bahasa Swahili, yang digunakan di seluruh Afrika Timur), tapi dari al-Quran, " ujar Salim Haji, seorang nelayan di sebuah pulau kecil. Proyek ini membuahkan hasil setahun setelah diluncurkan, terutama di Misali dan kepulauan Zanzibar yang didominasi warga Muslim. Saat ini, banyak nelayan di Misali yang sudah mengganti alat penangkap ikannya dengan alat yang lebih ramah lingkungan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam


















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manfaat laut bagi kehidupan manusia antara lain : sebagai sumber makanan, sebagai sumber obat-obatan, sebagai tempat rekreasi atau wisata, sebagai objek riset penelitian dan pendidikan, sebagai jalur transportasi air, pembangkit listrik tenaga ombak dan mengurangi pemanasan global.
2. Di dalam Al Qur’an telah dibahas berbagai hal mengenai lautan seperti perbedaan rasa asin pada air laut, adanya sungai di dalam laut, gelombang laut, kegelapan di dalam laut, dan air laut yang tidak bercampur satu sama lain.
3. Islam adalah agama yang sangat mendorong manusia untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup terutama lingkungan laut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat al Qur’an yang membahas tentang lingkungan hidup.

B. Saran
1. Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya kita mengkaji dan menelaah ayat-ayat Al Qur’an secara seksama, karena kunci kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia telah ditulis di dalamnya.
2. Sebagai seorang mahasiswa muslim kita harus bisa menerapkan dan memberi contoh terbaik kepada masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian laut.








REFERENSI

S.Djamil,Agus. 2004 . Al Qur’an dan Lautan. Bandung : Arasy
Yahya,Harun. 2004 . Al Qur’an dan Sains. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Hikmah Teladan. Bandung : Dzikra
Elder, Danny. Pernetta, John. 1991. Oceans . London : Mitchell Beazley
Gross, M. Grant . 1993 . Oceanography a View of Earth 6 Edition . Englewood Cliffs : Prentice-Hall Inc
http://organisasi.org/definisi-pengertian-laut-jenis-macam-laut-fungsi-peran-manfaat-laut diakses pada sabtu, 10 Desember 2011 pukul 00.09 wib
http://smsrsd-infopenting.blogspot.com/2011/01/rahasia-kandungan-al-quran-tentang laut diakses pada minggu 11 Desember 2011 pukul 22.39 wib
http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2188381-manfaat-laut-bagi-kehidupan-manusia/ diakses pada selasa,27 Desember 2011 pukul 13.30 wib









Your Reply